TUGAS MODUL 3.1.a.8. KONEKSI ANTAR MATERI
PENGAMBILAN KEPUTUSAN SEBAGAI PEMIMPIN PEMBELAJARAN
Hamdi, S. Pd.
CGP ANGK.2 KAB. BENGKALIS
Guru sebagai pendidik sering berhadapan dengan berbagai
permasalahan dalam upaya memberikan pendidikan terbaik terhadap muridnya. Permasalahan
dapat saja terjadi pada pribadi guru sendiri sebagai pendidik, pada murid
sebagai peserta didik ataupun pada komunitas sekolah sebagai lingkungan
pendidikan. Permasalahan, upaya menemukan solusi dan pengambilan keputusan
adalah merupakan bagian yang tak terpisahkan dari pembelajaran dan pendidikan
secara menyeluruh. Kemampuan menyelesaikan permasalahan dengan menemukan solusi
dan pengambilan keputusan yang tepat adalah suatu proses pendewasaan yang akan
meningkatkan kemampuan kita dalam mengahadapi berbagai permasalahan kehidupan
secara individu dan sebagai anggota masyarakat.
Dalam konteks pendidikan, pengambilan keputusan berkaitan dengan
cara menemukan dan mengupayakan solusi terbaik atas segala permasalahan yang terjadi
dalam suatu proses pembelajaran yang sedang dijalani oleh murid. Keputusan yang
diambil oleh guru sebagai pemimpin pembelajaran haruslah mempertimbangkan
segala hal yang terkait dengan kebutuhan murid dan berpihak kepada murid
sehingga mampu melejitkan potensinya dalam proses pedewasaannya untuk kehidupan
yang lebih baik.
Dalam pengambilan keputusan terbaik maka seorang guru harus
mampu mempertimbangkan banyak hal sehingga keputusan yang diambil dapat
memberikan dampak positif baik pada pihak-pihak yang dilibatkan dalam keputusan
tersebut maupun terhadap lingkungan pendidikan secara umum. Untuk itu seorang
guru harus dapat dengan cermat membedakan apakah permasalahan yang dihadapi
terkait dengan bujukan moral atau dilema etika
sehingga dapat memberikan arah yang jelas dalam pengambilan suatu keputusan.
Dalam menyelesaikan suatu permasalahan yang berhubungan dengan dilema etika
diperlukan langkah-langkah yang tepat dengan menerapkan 4 paradigma, 3
prinsip dan 9 langkah pemeriksaan dan pengujian dalam pengambilan keputusan.
Kemampuan ini seyogyanya haruslah dimiliki oleh
seorang guru dalam menghasilkan suatu keputusan terbaik yang memberi dampak positif
terhadap pihak-pihak yang terkait dengan pengambilan keputusan dan lingkungan
pendidikan secara umum.
Demikian pentingnya pengambilan keputusan yang tepat dalam
suatu proses pendidikan sehingga ini menjadi suatu komponen penting dan
mempunyai keterkaitan dengan berbagai program dan upaya untuk memajukan
pendidikan yang mampu berdampak baik terhadap murid. Berikut penulis uraikan koneksi
antar materi dalam modul Merdeka Guru Penggerak dengan Pengambilan Keputusan
Sebagai Pemimpin Pembelajaran.
Pengambilan Keputusan yang sesuai dengan filosofofi
KHD menuju Profil Pelajar Pancasila
Pemikiran
KHD tentang pendidikan yang menyatakan bahwa pendidikan adalah menuntun kodrat
manusia agar peserta didik tumbuh dan berkembang sesuai kodratnya untuk
mencapai kebahagiaan yang setinggi-tingginya mengandung beberapa prinsip hal
baik yang perlu kita kembangkan sebagai pendidik antara lain:
a. Menuntun anak agar
bisa menjadi bijaksana
b. Mengembangkan budi
pekerti
c. Melayani peserta didik
sesuai dengan kebutuhan
d.
Belajar adalah bermain
Maka dalam pengambilan
keputusan seorang guru harus dapat memastikan bahwa 4 aspek diatas terintegrasi
dalam suatu proses pengambilan keputusan. Dengan memeriksa keputusan yang
diambil menggunakan metode 4 paradigma, 3 prinsip dan 9 langkah pemeriksaan
keputusan mestilah diarahkan kepada tumbuh kembangnya kebijaksanaan dalam diri
murid, dalam suasana yang melatih penerapan budi pekerti luhur serta keputusan
yang diambil haruslah memperhatikan kodrat dan fokus pada melayani kebutuhan
murid untuk dapat tumbuh dan berkembang sesuai dengan potensinya. Proses
pengambilan keputusan hendaknya melibatkan murid dalam suasana edukatif dan
kolaboratif menggunakan filosofi Pratap Triloka; Ing ngarsa sung tulada
sebagai pemberi tauladan pada garis terdepan, Ing madya magun karsa
yang memberikan semangat dan motivasi dalam mendampingi murid serta Tut
wuri handayani yang memberikan dorongan serta semangat bagi murid untuk
terus maju melewati semua halangan dan permasalahan yang dihadapinya. Sehingga
dalam jangka panjang murid dapat merasakan dampak dari keputusan yang diambil menuntun
murid kearah kemandirian, kreatifitas, bernalar kritis, berkolaborasi dan
bertanggung jawab terhadap keputusan yang diambil. Langkah Ini merupakan suatu upaya
untuk mencapai tujuan mewujudkan profil Pelajar Pancasisa.
Pengambilan Keputusan menjadi bagian yang terintegrasi
dengan Peran dan Nilai Diri
Seorang guru penggerak dalam perannya sebagai pemimpin
pembelajaran harus dapat menyelesaikan berbagai permasalahan pembelajaran
yang dialami oleh murid dengan pengambilan keputusan yang tepat dan mengacu
kepada pemenuhan kebutuhan belajar murid sehingga dapat menghasilkan suatu
pembelajaran yang welbeing dan bermakna bagi pekembangan murid.
Guru penggerak dalam perannya sebagai penggerak komunitas
praktisi yang mendorong kolaborasi antar guru sangat penting
menerapkan langkah-langkah yang tepat dalam pengambilan keputusan dalam
menyelesaikan berbagai permasalahan dalam komunitas praktisi dan mengaktifkan
kolaborasi dengan teman sejawat dalam proses pengambilan keputusan, sehingga
keputusan yang diambil menjadi milik semua yang akan diterima dengan senang
hati oleh rekan sejawat dalam komunitas praktisi. Demikian juga dalam mendorong
tubuh kembangnya kepemimpinan murid, pengambilan keputusan yang
menerapkan langkah 4 paradigma, 3 prinsip dan 9 langkah pemeriksaan keputusan
akan menumbuhkan jiwa kepemimpinan pada murid untuk menjadi lebih bijak dalam
bersikap, mampu memecahkan berbagai masalah serta bertanggung jawab terhadap
keputusan yang diambil.
Langkah-langkah pengambilan keputusan sebagai pemimpin pembelajaran
akan memantapkan nilai kemandirian dalam diri guru prnggerak yang
berupaya menambah wawasan dan kemampuan dalam menyelesaikan permasalahan serta
melakukan pengambilan keputusan yang tepat. Nilai inovatif akan
tergambar dalam kreatifitas seorang guru penggerak dalam merumuskan suatu Opsi
Trilema yang diambil yang merupakan suatu solusi kreatif dalam
melakukan pengambilan keputusan dari 9 langkah pemeriksaan dan pengujian
keputusan yang dilakukan. Terakhir adalah nilai reflektif dari guru
penggerak akan menjadi semakin termantapkan karena memang sudah menjadi bagian yang
paling menentukan dari langkah pengujian keputusan.
Pengambilan Keputusan memberi kontribusi dalam Penerapan
Budaya Positif di Sekolah
Dalam upaya pengambilan keputusan yang terkait dengan dilema
etika haruslah mempertimbangkan dampak keputusan yang kita ambil baik terhadap
murid senagai objek dari keputusan tersebut maupun dampaknya terhadap
lingkungan dalam hal ini sekolah sebagai sebuah sistem pendidikan. Upaya yang
dilakukan dalam penyelesaian suatu masalah di sekolah haruslah menjadi tolok
ukur nilai baik bagi semua warga sekolah sehingga timbul kesadaran setiap
individu di lingkungan sekolah menerapkan nilai-nilai baik tersebut menjadi
budaya di sekolah. Suatu keputusan yang baik tidak memuat suatu konsekuensi
yang memberatkan si penerima keputusan namun lebih kepada bagaimana melakukan
refleksi terhadap keputusan yang diambil untuk dapat dijadikan sebagai
pelajaran dan panduan untuk menerapkan nilai-nilai kebaikan yang berdampak
kepada semua warga sekolah.
Pentingnya Penerapkan Kompetensi Sosial dan Emosional dalam
Pengambilan Keputusan
Proses pengambilan keputusan yang dilakukan oleh seorang guru
merupakan suatu proses dengan pemahaman yang mendalam terhadap masalah yang
sedang dihadapi. Perlu pemikiran yang tenang, pemahaman emosi dan dalam situasi
penuh kesadaran diri (mindfullness) sehingga seorang pengambil
keputusan dapat berfikir jernih dan bijak dalam mengambil keputusan.
Dalam menyelesaikan suatu dilema etika terkadang lebih banyak
melibatkan emosi baik itu manajemen diri (self management) yang
merupakan kemampuan diri dalam mengendalikan emosi agar dapat berfikir secara objektif
dalam menyelesaikan suatu permasalahan, kesadaran sosial (social
awareness) untuk memahami adanya nilai-nilai sosial yang didasari dengan
rasa empati yang mungkin dapat dijadikan sebagai dasar dalam pengambilan
keputusan. Biasanya keputusan dari suatu dilema etika yang didasari oleh rasa
empati diyakini dapat menghasilkan solusi emas dari setiap permasalahan.
Tentu saja dalam menyelesaikan suatu permasalahan yang
terkait orang lain atau orang banyak sangat dibutuhkan kompetensi menjalin
hubungan (relationship skill) untuk dapat menggali banyak informasi
yang dapat membantu dalam proses pengambilan keputusan.
Pada akhirnya suatu pengambilan keputusan yang sudah dilakukan
dengan langkah-langkah dan pengujian yang tepat tetap saja melibatkan tanggung
jawab yang besar dalam implementasinya. Tanggung jawab tersebut dapat saja
berupa tanggung jawab moral bagi pengambil keputusan (subjek) dan merupakan
konsekuensi yang harus dijalani oleh murid sebagai objek dari keputusan
tersebut. Kedua pihak yang terlibat dalam pengambilan keputusan ini haruslah
menerapkan kompotensi sosial emosional sebagai pengambil keputusan yang
bertanggungjawab (responsible decision making)
Pengambilan Keputusan yang mengintegrasikan Coaching
Proses pengambilan keputusan yang melibatkan pihak-pihak
terkait pada dasarnya merupakan suatu proses coaching yang lebih kompleks dalam
menyelesaikan suatu permasalahan dilema etika. Seorang guru sebagai pengambil
keputusan harus dapat merasakan secara emosional yang terjadi pada objek yang
bermasalah sehingga pemahaman sepenuhnya pada objek permasalahan akan memandu
guru untuk untuk membuat keputusan yang lebih bijak dan menguntungkan
pihak-pihak yang terlibat dalam pengambilan keputusan tersebut.
Prinsip-prinsip coaching dapat diterapkan dalam proses
menggali inti permasalahan, menggali potensi diri dan mulai merumuskan solusi
bersama sehingga pihak-pihak yang terlibat sama-sama merasakan adanya upaya
pengambilan keputusan tersebut adalah untuk kebaikan bersama sehingga timbul
rasa bertanggung jawab terhadap keputusan yang dihasilkan.
Prinsip pengambilan keputusan sebagai pemimpin pembelajaran
adalah menemukan solusi terbaik untuk membantu murid dalam menyelesaikan semua
permasalahan belajarnya dengan tujuan untuk memenuhi kebutuhan belajarnya,
menuntun murid untuk tumbuh dan berkembang dengan segenap kemampuannya dalam
menghadapi permasalahan dan mampu menyelesaikan permasalahan tersebut dengan
potensi yang ada pada diri murid itu sendiri. Keputusan yang diambil dalam
suatu proses pengambilan dengan langkah yang tepat pada akhirnya tetap akan
bermuara pada suatu keputusan yang berpihak kepada anak.
Kesimpulan Akhir Terkait Pembelajaran Modul 3.1
Pengambilan keputusan sebagai pemimpin pembelajaran yang
dilakukan guru dalam menyelesaikan semua permasalahan yang berkaitan dengan
dilema etika yang terjadi dalam proses pembelajaran dan pendidikan di sekolah adalah
suatu upaya yang penuh dengan nilai-nilai luhur dari suatu tujuan pendidikan.
Pengambilan keputusan harus melibatkan pemahaman kebutuhan murid yang tentu
saja sangat bervariasi baik dari segi kebutuhan belajar, minat, latar belakang
sosial dan emosional. Seorang guru sebagai pendidik haruslah dengan cermat
memahami semua perbedaan tersebut dengan menerapkan semua peran dan nilai
dirinya untuk dapat menemukan suatu solusi terbaik dalam melahirkan suatu
keputusan yang berdampak baik kepada pihak-pihak yang tekait dan lingkungan
sekolah secara umum.
Ketika keputusan yang diambil mampu memberikan rasa aman,
rasa nyaman dan kepuasan semua pihak yang terlibat maka ini akan dijadikan sebagai
suatu acuan nilai dan budaya positif yang akan selalu diterapkan dengan penuh
kesadaran oleh warga sekolah. Sebuah keputusan yang baik dalam konteks
pendidikan dan pembelajaran di sekolah bukanlah untuk menghakimi, menghukum dan
memberatkan murid namun lebih kepada menuntun, membantu, membimbing dan mendewasakan
murid sehingga pada akhirnya murid akan tumbuh menjadi pribadi-pribadi tangguh,
mandiri, memiliki rasa empati dan bertanggung jawab baik terhadap diri mereka
sebagai individu maupun sebagai anggota masyarakat.
Komentar
Posting Komentar